Islamabad, Pakistan – Ketegangan kembali mencuat di perbatasan India dan Pakistan menyusul laporan serangan yang dilancarkan India ke wilayah Pakistan pada sekitar tanggal 7 dan 8 Mei 2025. Di tengah klaim India bahwa serangan tersebut menargetkan infrastruktur teroris, warga di wilayah Pakistan yang terdampak, termasuk di Kashmir yang dikelola Pakistan, melaporkan bahwa tempat ibadah dan pemukiman sipil turut menjadi sasaran, menimbulkan korban jiwa dan luka-luka serta menyisakan pertanyaan getir: “Mengapa masjid kami menjadi sasaran?”

Salah satu bangunan yang dilaporkan mengalami kerusakan adalah Masjid Bilal di Kashmir yang dikelola Pakistan. Seorang warga setempat, yang diidentifikasi oleh BBC Indonesia sebagai Waheed, mengungkapkan kepiluan dan kebingungannya atas serangan yang menghantam masjid di lingkungannya. “Saya tidak mengerti mengapa masjid kami menjadi sasaran,” kata Waheed, sebagaimana dikutip pada Kamis (8/5/2025). “Ini adalah masjid lingkungan biasa tempat kami beribadah lima kali sehari. Kami tidak pernah melihat aktivitas mencurigakan di sekitarnya.”   

Menurut Waheed, serangan tersebut tidak hanya merusak tempat ibadah, tetapi juga telah menyebabkan puluhan orang, termasuk perempuan, mengalami luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit terdekat. Situasi ini memaksa banyak warga untuk mengungsi dari rumah mereka karena rasa ketidakpastian dan ketakutan yang sangat tinggi. Foto-foto yang beredar juga menunjukkan kerusakan pada Masjid Jamia Subhan Allah di Bahawalpur dan sebuah masjid di Muridke, Lahore, Pakistan, yang diduga akibat serangan rudal India.

Selain kerusakan pada tempat ibadah, laporan mengenai korban sipil juga menambah daftar panjang dampak serangan ini. Buava Singh, seorang warga dari distrik Poonch, menceritakan tragedi yang menimpa keluarganya. Sebuah peluru mortir dilaporkan menghantam rumah keponakannya, Ruby Kaur, pada larut malam. “Dia baru saja bangun untuk membuatkan teh bagi suaminya yang sedang sakit. Pecahan peluru mengenai kepalanya, menyebabkan pendarahan hebat. Kami segera membawanya ke rumah sakit terdekat, tetapi dia dinyatakan meninggal dunia,” tutur Singh. Putri Ruby Kaur juga dilaporkan mengalami luka parah dalam insiden tersebut. Laporan lain menyebutkan setidaknya delapan orang tewas di Pakistan akibat serangan India, termasuk seorang gadis berusia tiga tahun di Ahmadpur Timur, Provinsi Punjab.   

Klaim dan Justifikasi dari India

Pihak India memberikan justifikasi atas tindakan militernya. Otoritas India menyatakan bahwa pasukan mereka telah menggempur sembilan lokasi di wilayah Pakistan yang diklaim sebagai “infrastruktur teroris.” Target serangan disebut mencakup markas besar, pangkalan, dan kamp pelatihan kelompok militan seperti Lashkar-e-Tayyiba (LeT), Jaish-e-Mohammad (JeM), dan Hizbul Mujahideen.

Serangan ini, menurut pemerintah India, merupakan respons terhadap serangan mematikan yang dilakukan oleh kelompok milisi di Pahalgam, Kashmir yang dikelola India, pada bulan April, yang menewaskan 26 orang. India mengklaim serangan di Pahalgam tersebut memiliki “hubungan” dengan Pakistan.

Dalam pernyataannya, militer India menekankan bahwa tindakan mereka “terfokus, terukur, dan tidak bertujuan meningkatkan ketegangan,” serta menegaskan bahwa “tidak ada fasilitas militer Pakistan yang jadi sasaran.” Sebuah gambar dengan tulisan “Operasi Sindoor” (Operasi Vermilion) juga muncul dalam konteks respons India ini.

Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi menyatakan tekadnya untuk “memberikan respons yang setimpal terhadap setiap serangan terhadap India dan rakyatnya,” dan menegaskan komitmen India untuk “memberantas terorisme dari akarnya.”

Bantahan dari Pakistan

Di sisi lain, Pakistan membantah keras klaim India bahwa lokasi yang diserang merupakan tempat persembunyian teroris. Pejabat Pakistan, termasuk Khwaja Asif (kemungkinan Menteri Pertahanan atau pejabat senior), menyatakan bahwa fakta di lapangan menunjukkan India telah menyerang fasilitas sipil. Pasukan paramiliter Pakistan juga terlihat sedang memeriksa bangunan yang runtuh di sebuah kompleks di Muridke setelah serangan tersebut.

Insiden ini kembali menyoroti rapuhnya hubungan antara dua negara tetangga yang memiliki senjata nuklir tersebut. Saling tuding dan serangan lintas batas kerap terjadi, terutama di wilayah sengketa Kashmir, yang telah menjadi sumber konflik berkepanjangan sejak pemisahan India dan Pakistan pada tahun 1947.

Laporan dari BBC Indonesia yang dilansir ini menggarisbawahi dampak kemanusiaan dari eskalasi konflik, di mana warga sipil dan tempat-tempat yang dianggap sakral seperti masjid menjadi korban. Pertanyaan warga seperti “Mengapa masjid kami jadi sasaran?” menjadi pengingat akan perlunya upaya de-eskalasi dan pencarian solusi damai untuk mencegah jatuhnya lebih banyak korban tak berdosa di masa mendatang. Dunia internasional terus mengamati perkembangan situasi dengan harapan kedua belah pihak dapat menahan diri dan kembali ke meja perundingan.