Jakarta – Ribuan massa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP) memadati kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, pada Minggu (18/5) untuk menyuarakan dukungan penuh mereka terhadap rakyat Palestina. Dalam aksi damai ini, tuntutan utama massa adalah penghentian segera genosida dan kejahatan perang yang diduga dilakukan oleh Israel di Jalur Gaza.

Aksi yang dimulai sejak pagi hari ini dipusatkan di Jalan Medan Merdeka Selatan, tepatnya di depan pintu masuk Silang Barat Daya Monas. Para peserta aksi, yang datang dari berbagai elemen masyarakat dan daerah di sekitar Jakarta, terlihat mengenakan pakaian dominan putih dan hitam sebagai simbol duka dan solidaritas. Mereka membawa berbagai atribut, mulai dari bendera Palestina, syal Palestina, spanduk, hingga poster dan selebaran yang berisi pesan-pesan kemanusiaan dan tuntutan politik.

Menurut pantauan di lokasi, jumlah massa aksi diperkirakan mencapai ribuan orang. Hingga pukul 08.30 WIB, sekitar 3.000 orang telah memadati area aksi, dan jumlahnya terus bertambah. Kehadiran massa yang masif ini menunjukkan tingginya kepedulian masyarakat Indonesia terhadap penderitaan rakyat Palestina di Gaza.

Setidaknya enam poin utama disuarakan oleh ARI-BP dalam aksi bela Palestina kali ini. Pertama, mereka mengingatkan kembali tragedi Nakbah pada 15 Mei 1948 sebagai malapetaka sejarah yang tidak boleh terulang. Tragedi kemanusiaan dan genosida yang terjadi di Gaza saat ini dianggap sebagai penjelmaan modern dari Nakbah yang harus segera dihentikan.

Kedua, ARI-BP mengusulkan kepada Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) agar tanggal 15 Mei, yang telah ditetapkan sebagai Hari Tragedi Kemanusiaan, diperingati di seluruh dunia. Mereka juga mendesak PBB untuk menindaklanjuti hal tersebut dengan penerbitan resolusi Majelis Umum PBB berdasarkan fatwa Mahkamah Internasional (ICJ) dan amar Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) guna menghukum Israel dan menangkap Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu.

Tuntutan ketiga mencakup apresiasi terhadap pernyataan Presiden terpilih Prabowo Subianto tentang pembelaan terhadap kemerdekaan Palestina. Massa aksi mendorong pemerintah Indonesia untuk mengambil tindakan nyata guna menghentikan kekejaman Zionis Israel yang disebut didukung oleh Amerika Serikat terhadap rakyat Palestina.

Poin keempat adalah seruan kepada Indonesia untuk menggalang dukungan dari negara-negara yang mencintai keadilan dan perdamaian untuk menghentikan genosida di Gaza/Palestina. Kelima, mereka mendesak Amerika Serikat agar menghentikan dukungannya terhadap Israel. Terakhir, aksi ini juga menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu padu melaksanakan amanat Konstitusi UUD 1945 demi mewujudkan perdamaian abadi dan menghapus segala bentuk penjajahan dari muka bumi, termasuk penjajahan Israel atas tanah Palestina.

Selain tuntutan resmi, berbagai simbol visual juga ditampilkan dalam aksi ini untuk menggugah kesadaran publik, seperti lukisan bergambar anak menangis bertuliskan “No Mom, No Milk, No Childhood” dan pesan “All Eyes on Palestine”. Beberapa peserta aksi juga membawa boneka bayi berlumuran darah sebagai simbol korban kekejaman di Gaza. Seruan untuk memboikot produk-produk yang terkait dengan Israel juga digaungkan sebagai bentuk perlawanan ekonomi untuk memperlemah kekuatan yang mendukung serangan di Gaza.

Aksi berlangsung dalam suasana tertib dan damai, diselingi dengan orasi dari perwakilan ARI-BP, tokoh agama, dan relawan kemanusiaan, serta penampilan lagu-lagu perjuangan seperti “Atuna Tufuli” yang menggema di tengah kerumunan massa. Petugas gabungan dari kepolisian dan Satpol PP dikerahkan untuk menjaga keamanan dan ketertiban selama aksi berlangsung.

Aksi Bela Palestina di Monas ini berakhir sekitar pukul 10.00 WIB. Setelah aksi selesai, para simpatisan membubarkan diri dengan tertib, meninggalkan lokasi yang kemudian dibersihkan oleh petugas kebersihan. Aksi ini menjadi salah satu bentuk nyata solidaritas rakyat Indonesia terhadap rakyat Palestina dan seruan lantang kepada dunia untuk bertindak menghentikan kekerasan di Gaza.